
Kota Bekasi, TasaNews.com – Saat ini beredar berita hoaks, terkait pemberitaan seorang petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi yang dinarasikan melakukan tindakan kekerasan atau pemukulan terhadap seorang supir Angkutan Kota (Angkot) K11 rute Pasar Bantargebag – Terminal Bekasi.
Cerita ini berawal mula dari terjadinya protes dua hari berturut turut (Selasa-Rabu, 14-15 Januari 2025) yang dilakukan oleh pengurus Angkutan Kota (Angkot) K11 yang menolak rute Biskita Transpatriot.
Sebenarnya rute ini seharusnya tidak ada masalah, karena rute Biskita ini yang sebelumnya bernama Transpatriot memang rutenya melewati Jalan Siliwang/Jalan Raya Narogong, depan Pasar Bantargebang, dan masuk gerbang perumahan Vida Bekasi. Karena pandemi Covid-19, Transpatriot sementara vacum, dan saat ini sudah beroperasi kembali dan melewati rute yang sama.
Berdasarkan informasi yang diperoleh TasaNews.com ketidaksingkronan terkait rute ini, permasalahannya adalah dulu perjanjian dan kesepakatan rute itu dilakukan oleh Dishub Kota Bekasi dengan pengurus organda yang lama, dan saat ini, setelah kepengurusan berganti ke pengurus organda yang baru, pengurus protes dan tidak sepakat dengan rute Biskita.
Berawal dari penghadangan Biskita yang dilakukan oleh pengurus baru organda, di depan Pasar Bantargebang inilah sebenarnya awal mula berita hoaks pemukulan itu terjadi.
Dengan adanya penghadangan tersebut, akhirnya Dishub Kota Bekasi UPTD Bantargebang, menurunkan anggotanya untuk pengamanan lokasi demi kelancaran transportasi, karena penghadangan terjadi pada jam sibuk, jam masuk kerja/kantor, yaitu pukul 07:00.
Saat TasaNews.com mengkonfirmasi pada anggota Dishub Kota Bekasi, yang diduga melakukan pemukulan, yang berinisial T, mengatakan bahwasannya tidak ada dan tidak terjadi aksi atau tindakan pemukulan terhadap sopir angkot K11 tersebut.
“Tidak ada pemukulan, saya tidak melakukan kekerasan kepada siapapun, yang terjadi adalah debat argumentasi hingga terjadi aksi dorong mendorong, itupun dengan dada,” ujarnya.
“Kami ini aparat negara yaitu Dinas Perhubungan, menjalankan tugas untuk kepentingan rakyat banyak, mecegah kemacetan, dan selalu mengikuti prosedur kerja sesuai dengan SOP, gak mungkin kami melakukan kekerasan ataupun pemukulan,” imbuhnya.
“Sekali lagi saya tegaskan, kalau ada narasi ‘bogem mentah’ atau ‘penganiayaan’ itu tidak benar, itu fitnah, itu HOAKS,” pungkasnya. (TN/C45)